Dok. Thinkstock
Jakarta - Dilema yang sering dialami ibu bekerja
adalah ketika anak sakit padahal pekerjaan di kantor sedang tidak bisa
ditinggalkan. Ketika situasi itu terjadi, apa yang harus dilakukan?
1. Persiapkan Diri
Ibu
bekerja sebaiknya menabung waktu cuti atau libur mereka. Jangan gunakan
waktu cuti atau kesempatan libur tersebut untuk hal-hal yang tidak
penting. Dengan menabung waktu cuti atau libur, ibu jadi punya
kesempatan untuk merawat anak yang sedang sakit tanpa merasa bersalah
karena meninggalkan pekerjaan.
Selain itu, ibu bekerja sebaiknya
juga sudah bicara pada atasan mereka soal kemungkinan terjadinya anak
jatuh sakit ini. Dengan bicara pada atasan, Anda jadi bisa memahami
bagaimana sikap mereka atas masalah tersebut. Jika atasan ternyata cukup
fleksibel, Anda tentu tidak perlu pusing mengatur waktu cuti, karena
bisa jadi atasan mengizinkan Anda bekerja dari rumah. Namun kalau
ternyata atasan termasuk orang yang cukup kaku, Anda tentu harus
mempersiapkan diri.
Sebagai ibu bekerja, usahakan Anda
mengerjakan tugas yang penting di pagi hari. Hal itu agar ketika Anda
ditelepon orang rumah atau pihak sekolah di siang hari, yang mengabarkan
anak sakit, tugas utama Anda sudah selesai.
Ibu bekerja
sebaiknya juga punya orang yang bisa dipercaya untuk mengurus anak,
selama ibu belum kembali ke rumah. Orang tersebut bisa saudara, teman,
atau tetangga. Berkomunikasilah dengan mereka sejak jauh-jauh hari untuk
membahas tugas tersebut. Jangan sampai ketika anak sakit dan Anda masih
di kantor, ibu tidak punya orang cadangan yang dapat dipercaya.
2. Cegah Sejak Awal
Saat
anak mulai pilek atau batuk, beberapa ibu terkadang menganggap kedua
penyakit tersebut bukan masalah berarti. Mereka berharap kedua penyakit
itu bisa sembuh dengan sendirinya.
Sebenarnya, yang harus
dilakukan ibu adalah melakukan pencegahan sejak awal. Ketika ibu melihat
anak mulai bersin-bersin di hari Sabtu pagi, mulai perhatikan
kondisinya. Bisa jadi hal itu adalah tanda datangnya virus.
Kalau
anak mulai menunjukkan gejala tidak sehat di akhir pekan, ajaklah
mereka banyak beristirahat dan minum air putih. Janganlah ibu malah
mengajaknya berpergian atau mengizinkannya menonton televisi hingga
larut malam.
3. Minta Bantuan
Ibu bekerja
bukanlah wanita super. Saat si kecil sakit, Anda pun membutuhkan bantuan
orang lain, terutama jika ternyata pekerjaan di kantor benar-benar
tidak bisa ditinggalkan.
Berdiskusilah dengan suami soal
bagaimana Anda dan dia mengurus anak yang sedang sakit. Meskipun Anda
ibu, bukan berarti Anda satu-satunya orang yang bisa ada di samping anak
di rumah. Suami pun bisa diandalkan, malah momen itu dapat membuatnya
lebih dekat dengan anak.
Kalau ternyata jadwal kerja suami tidak
bisa dikondisikan untuk merawat anak sakit, cari cara lain untuk
mengganti waktu kerja Anda. Misalnya saja, dengan meminta suami pulang
lebih cepat sehingga Anda bisa bekerja di malam hari. Solusi lainnya
yaitu dengan memintanya menjaga anak di akhir pekan, sementara Anda
menyelesaikan pekerjaan.
Minta bantuan pada keluarga terdekat
juga bisa jadi cara lainnya untuk mengurus anak sakit jika memang Anda
atau suami benar-benar tidak bisa. Namun sebaiknya Anda sudah memberikan
instruksi dan pesan yang jelas pada mereka sebelum meninggalkan anak
untuk bekerja.
sumber : http://www.wolipop.com/read/2011/09/09/183336/1719287/857/yang-harus-dilakukan-ibu-bekerja-saat-anak-sakit
(eny/eny)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.